Sama seperti kista,
myom
yang tidak menyebabkan gangguan dapat dibiarkan saja tanpa terapi.
Dengan catatan, miom yang pertumbuhannya cepat sebaiknya diawasi karena
ada kemungkinan menjadi ganas. Selain itu, jika dibiarkan miom kadang
dapat menjadi besar dan mengganggu sehingga perlu dibuang. Jika sudah
terlalu besar, operasi menjadi lebih sulit dan beresiko.
Miom dapat diketahui keberadaannya melalui pemeriksaan
ultrasonografi. Meskipun pemeriksaan lain seperti CT-Scan atau MRI dapat
juga digunakan, namun USG tetap pemeriksaan yang paling mudah, murah
dan cukup akurat. Untuk mendeteksi miom yang menonjol ke dalam rongga
rahim terkadang diperlukan bantuan hiterosalpingogram (HSG). Pemeriksaan
ini dilakukan dengan cara memasukkan cairan khusus ke dalam rahim
melalui mulut rahim sambil dilakukan USG atau rontgent.
Untuk mengatasi miom, dapat dilakukan melalui dua cara yaitu pembedahan dan pemberian obat. Tentunya
hal ini dapat dikonsultasikan kepada dokter. Umumnya terapi pembedahan
hanya dilakukan jika memang diperlukan. Pembedahan dapat dilakukan
dengan hanya membuang bagian rahim yang mengandung myom, dan dapat juga
membuang rahim secara keseluruhan (histerektomi). HIsterektomi hanya
dilakukan jika benar-benar diperlukan dan jika pasien tidak berencana
memiliki anak lagi. Cara lain adalah dengan embolisasi yaitu dengan
membuat sumbatan pada pembuluh darah yang memberi makan jaringan myom.
Terapi dengan obat-obatan biasanya melibatkan obat yang mengandung
hormon, yang bertujuan menghambat produksi hormon estrogen dari ovarium.
Obat diberikan selama tiga sampai enam bulan dan dapat mengecilkan myom
sampai 50%. Namun perlu diingat bahwa obat hormonal dapat menimbulkan
gejala-gejala menyereupai gejala primenopause seperti rasa panas,
gangguan tidur, vagina kering, perubahan mood dan yang paling penting
adalah osteoporosis.
Posted in Mioma Uteri
|
Tagged askep mioma uteri, definisi mioma uteri, gambar mioma uteri, gejala mioma uteri, laporan pendahuluan mioma uteri, miom, mioma uteri, pencegahan mioma uteri, pengertian mioma uteri, penyakit mioma uteri, penyebab mioma uteri
|
Myoma uteri atau fibroid, atau yang dikenal dengan
sebutan miom, adalah tumor jinak yang berasal dari rahim, yang biasanya
berbentuk bulat atau lonjong. Miom ada bermacam-macam
tergantung pada lokasinya di dalam rahim. Ada yang berada dilapisan luar
rahim (myom subresosa), dibawah lapisan dalam rahim (myom submukosa)
dan ada yang terdapat dilapisan otot rahim (myom intramural). Miom
merupakan masalah yang jutga sering ditemukan pada wanita namun sama
seperti kista ovarium, kehadirannya sering tidak disadari.
Meski beberapa faktor yang dapat mendorong terbentuknya myom, namun
penyebab miom
pastinya belumlah diketahui. Beberapa faktor yang yang mendukung
terbentuknya myom antara lain riwayat keluarga dengan myom, ras (Afrika)
haid pertama kali sebelum mencapai usia 10 tahun, konsumsi alkohol,
infeksi rahim dan hipertensi. Kehamilan dan pil KB menurunkan
kecenderungan berkembangnya myom. Meski demikian hormon estrogen
nampaknya dapat merangsang pertumbuhan miom. Pada awal kehamilan,
sekitar 30% miom akan membesar dabn mengecil kembali setelah melahirkan.
Biasanya miom akan mengecil sesudah menopause.
Kebanyakan
penderita myom tidak merasakan gejala. Namun, jika ada, maka gejala
yang paling sering timbul adalah pendarahan yang tidak normal dari
rahim. Misalnya haid yang sangat banyak, nyeri saat haid, haid yang
lama, atau bercak darah meski tidak sedang haid. Pendarahan yang banyak
dapat menyebabkan kurang darah atau anemia. Gejala lain yang dapat
timbul adalah nyeri pada perut bagian bawah, sering kencing, kesulitan
dalam berkemih atau buang air besar dan nyeri pinggang atau kaki.
Meskipun myom tidak menganggu proses ovulasi, namun beberapa
penelitian menunjukan bahwa myom dapat mengganggu keseburan dan dapat
menyebabkan keguguran.
Posted in Mioma Uteri
|
Tagged asuhan keperawatan mioma uteri, definisi mioma uteri, gambar mioma uteri, gejala mioma uteri, makalah mioma uteri, miom, mioma uteri, mioma uteri pada kehamilan, pencegahan mioma uteri, pengertian mioma uteri, penyakit mioma uteri, penyebab mioma uteri
|
Mioma uteri atau leiomioma adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim dan jaringan ikat yang menumpangnya. Tumor ini disebabkan oleh produksi hormon estrogen
yang berkepanjangan. Mioma paling banyak ditemukan pada umur 35-45
tahun (kurang lebih 25%). Mioma uteri sering didapat pada wanita yang
belum menikah dan yang kurang subur. Faktor keturunan juga berperan.
Penderita mioma sering mengalami menopause yang terlambat.
Apabila mioma dibelah, tampak bahwa mioma terdiri atas berkas otot
polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde/pusaran air (whorl pattern).
Sarang mioma sering ditemukan sebanyak 5-20 buah dalam satu rahim.
Tumor ini dapat juga bertangkai dan dapat menonjol ke dalam rongga rahim
bahkan melalui serviks ke dalam vagina. Pertumbuhan mioma dapat
mencapai berat 5kg. Diperkirakan memerlukan waktu 3 tahun agar mioma
dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi beberapa kasus ternyata
tumbuh dengan cepat. Tumor ini dapat mengalami perubahan karena
perubahan dalam aliran darah yang menuju tumor akibat pertumbuhan,
kehamilan atau pengecilan rahim pada menopause. Torsi atau terputarnya
mioma bertangkai dapat juga terjadi.
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu, sering hanya
keluhan akan rasa berat dan adanya benjolan di perut bagian bawah saja.
Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada :
- Tempat mioma berada
- Besarnya mioma
- Perubahan berat mioma
- Komplikasi yang terjadi
Nyeri bukan gejala khas tetapi dapat terjadi. Masalah dapat timbul
bila terjadi perdarahan abnormal rahim (banyak dan lama serta tidak
menentu) yang berlebihan sehingga menimbulkan anemia; penekanan pada
kandung kemih yang menyebabkan sering berkemih dan urgensi, serta
potensial untuk terjadinya infeksi kandung kemih, penekanan pada rectum
menyebabkan sembelit; dan nyeri jika tumor mengalami perubahan atau jika
terjadi torsi atau putaran mioma yang bertangkai.
Komplikasi yaitu mioma dapat menjadi ganas (leiomiosarkoma) hanya
ditemukan 0,32-0,6% dari seluruh mioma. Pada mioma yang bertangkai dapat
terjadi torsi (putaran) sehingga dapat terjadi nekrosis yang
mengakibatkan sindrom abdomen akut.
Pada wanita yang tidak ada keluhan atau mendekati usia menopause,
atau yang memiliki tumor yang kecil, tidak diperlukan tindakan khusus.
Pemeriksaan teratur harus dilakukan untuk memantau perubahan. Selama
masa reproduksi, dapat dilakukan miomektomi jika timbul gejala-gejala
bermakna yang mengakibatkan infertilitas akibat mioma.
Diagnosis Mioma Uteri
Secara sederhana, dokter dapat memperkirakan kemungkinan terjadinya mioma uteri dengan memperhatikan gejala-gejalanya, yaitu :
- Terdapat perdarahan menstruasi yang tidak normal
- Terdapat gangguan miksi atau buang air besar
- Terasa nyeri terutama saat menstruasi
Pada pemeriksaan dalam, dokter dapat menjumpai tumor padat pada
abdomen bagian bawah dan pergerakan tumor terbatas. Pada pemeriksaan
dalam, dokter dapat meraba tumor berasal dari rahim dan pergerakan tumor
tidak terbatas atau bebas.
Posted in Mioma Uteri
|
Tagged askeb mioma uteri, askep mioma uteri, askep mioma uteri 2009, asuhan keperawatan askep mioma uteri, asuhan keperawatan mioma uteri, definisi mioma uteri, etiologi mioma uteri, gambar mioma uteri, gejala mioma uteri, laporan pendahuluan mioma uteri, makalah mioma uteri, mioma uteri, mioma uteri intramural, mioma uteri pada kehamilan, patofisiologi mioma uteri, pencegahan mioma uteri, pengertian mioma uteri, penyakit mioma uteri, penyebab mioma uteri
|
Mioma uteri sangat sulit untuk di diagnosa, karena tidak semua
mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operasi. Sebagian
penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan ditemukan
secara kebetulan saat pemeriksaan.
Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, karena
adanya rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai
sebelum datang haid (menarche) dan akan mengalami
pengecilan setelah menopause. Bila pada masa menopause tumor yang
berasal dari mioma uteri masih tetap besar atau bertambah besar,
kemungkinan degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri. Bila dijumpai
pembesaran abdomen sebelum haid, hal tersebut pasti bukan mioma uteri
tetapi kista ovarium dan kemungkinan besar menjadi ganas.
Jika setiap bulan mioma uteri mendapatkan rangsangan terus-menerus dari estrogen, maka pertumbuhan mioma uteri menjadi :
1. Berlapis seperti berambang
2. Lokalisasi bervariasi :
a. Subserosa
- Di bawah lapisan peritonium
- Dapat bertangkai dan melayang dalam kavum (ruangan) abdomen
b. Intramural
- Didalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan)
c. Submukosa
- Dibawah lapisan dalam rahim
- Memperluas permukaan ruangan rahim
- Bertangkai dan dapat dikeluarkan melalui kanalis servikalis
d. Servikal mioma
- Tumbuh di daerah serviks uteri
Gejala Mioma Uteri
1. Perdarahan tidak normal
- Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi, karena meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi
- Gangguan kontraksi otot rahim
- Perdarahan berkepanjangan
Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.
2. Penekanan rahim yang membesar
Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terjadi :
- Terasa berat di abdomen bagian bawah
- Sukar miksi atau defekasi
- Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
- Kehamilan dapat mengalami keguguran
- Persalinan pramaturitas
- Gangguan saat proses persalinan
- Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas
- Kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan
Posted in Mioma Uteri
|
Tagged askeb mioma uteri, askep mioma uteri, askep mioma uteri 2009, asuhan keperawatan askep mioma uteri, asuhan keperawatan mioma uteri, definisi mioma uteri, etiologi mioma uteri, gambar mioma uteri, gejala mioma uteri, laporan pendahuluan mioma uteri, makalah mioma uteri, mioma uteri, mioma uteri intramural, mioma uteri pada kehamilan, patofisiologi mioma uteri, pencegahan mioma uteri, pengertian mioma uteri, penyakit mioma uteri, penyebab mioma uteri
|
Myoma Uteri atau yang lebih populer dikalangan masyarakat awam disebut dengan myom. Dalam istilah kedokteran disebut juga
adenomyosis atau fibroid atau leiomyoma.
Sekitar 30% operasi pengangkatan rahim dilakukan atas indikasi adanya
myom pada rahim. Myom termasuk jumor jinak dari otot rahim. Kejadian
myom, sekitar 20% perempuan usia produktif mengidap myom.
Kebanyakan myom uteri tumbuh tanpa menimbulkan keluhan atau gejala.
Pada perempuan lain mungkin mengeluh perdarahan menstruasi lebih banyak
dari biasa, atau nyeri sewaktu menstruasi, perasaan penuh dan ada
tekanan pada rongga perut, atau keluhan anemi karena kurang darah atau
nyeri pada waktu berhubungan seksual, atau nyeri pada waktu bekerja.
Perempuan lain yang mengidap myom mengeluh susah hamil atau mudah
keguguran.
Mioma Uteri
Pada myom yang klasik, uterus membesar merata, dan sekitar 80%
perempuan yang menderita myom uterus bertambah beratnya sampai 80 gram
(berat normal uterus hanya sekitar 50 gram). Pernah dilaporkan sampai
ada uterus yang menderita myom dengan berat lebih 200 gram.
Myom sering bersama-sama dengan kelainan uterus lain seperti
endometriosis pada 11% penderita dan 7% penderita myom juga menderita
polip endometrium, hingga kondisi ini mengacaukan diagnosa myom.
Myom sering kali ditemukan secara kebetulan. Berarti diagnosa
ditegakkan bukan karena berdasarkan gejala klinis, bahkan sering kali
berdasarkan temuan pada rahim yang sudah di angkat.
Diagnosa bisa saja ditegakkan berdasarkan keluhan klinik, dengan cara :
-
Histerosalpingogram, dimana foto rontgen uterus diambil setelah rahim diisi dengan zat medium. Kontras
-
MRI (Magnetik Resonan Imaging), dilakukan bersama dengan penyuntikan kontras Gadolinium.
Apabila diagnosa ini dilakukan oleh dokter ahli, maka keberhasilan mendiagnosa myom adalah 90% benar.
Karena myom termasuk jenis tumor yang sering dijumpai, maka perlu
mengadakan pemeriksaan untuk mengevaluasi penderita yang mengalami
perdarahan pervagina yang tidak wajar. Kekeliruan juga sering terjadi
pada pemeriksaan penderita yang mengeluh perdarahan pervagina yang tidak
wajar dimana pemeriksaan myom tidak ditemukan, hingga diberi obat
hormonal tetapi tidak efektif sehingga kadang-kadang dilakukan operasi
pengangkatan rahim (histerektomi) untuk mengatasi perdarahan.
Diagnosa myom dengan pemeriksaan USG atau MRI, atau lebih pasti,
dengan pemeriksaan kerok selaput lendir rahim (kuretase), antara lain :
- Pada beberapa wanita, fibroid pada uterus bisa menimbulkan perdarahan berat melalui vagina
- Pada wanita lain, bisa menimbulkan keluhan rasa tidak nyaman di
rongga panggul dan juga menimbulkan gejala penekanan tumor pada pembuluh
darah atau saraf sekitarnya. Sebaiknya jangan langsung menghubungkan
perdarahan melalui vagina dengan adanya pertumbuhan fibroid atau myom.
Dengan pemeriksaan USG (ultrasonograf) dan MRI (Magnetic Resolution
Imaging) serta biopsi jaringan selaput lendir rahim (endometrial) bisa
mengetahui penyebab perdarahan pervagina
- Hubungan myom dengan kemandulan dan kehamilan masih belum
disepakati para ahli. Ada yang mengatakan bahwa perempuan yang mengidap
myom kurang subur karena ditemukan lebih dari 17% penderita myom uteri
baru hamil pada usia di atas 35 tahun.
Komentar
Posting Komentar